Bersukacita adalah Sebuah Pilihan

14 Mei 1988, semua koran lokal di Kentucky memberitakan mengenai sebuah kecelakaan bus yang hebat dimana 24 anak-anak dan 3 orang dewasa meninggal dunia. Kecelakaan itu disebut sebagai “kecelakaan terburuk akibat pengemudi mabuk di dalam sejarah Kentucky”. Yang menyedihkan lagi adalah kenyataan bahwa bus itu membawa sekelompok anak-anak muda dari Gereja Sidang Jemaat Allah setempat.

Seorang saksi yang selamat dari kecelakaan itu mengisahkan tentang apa yang terjadi dalam kecelakaan yang mengerikan itu. Seorang korban bernama Chuck Kytta adalah seorang pengerja gereja dalam pelayanan kaum muda. Chuck duduk persis di belakang supir ketika kecelakaan terjadi, tepat di atas tangki bahan bakar. Tidak heran jika hanya dalam hitungan sepersekian detik ketika tabrakan terjadi, sekujur tubuh Chuck langsung menyala terbakar api. Api itu begitu hebat melalap dirinya yang tidak langsung meninggal seketika.

Yang luar biasa adalah, saksi itu berkata, ketika Chuck tersadar bahwa pakaian dan tubuhnya sudah dilalap api, Chuck memandang ke langit-langit dan berkata dengan nyaring, “Jesus, I’m coming home!” (Tuhan Yesus, aku pulang!). Beberapa anak lain yang selamat bahkan bersaksi bahwa Chuck tersenyum ketika api itu perlahan melahap tubuhnya.

Bayangkan kejadian itu. Chuck yang tubuhnya sudah menyala dilalap api, begitu menderita dan begitu sakit panas pastinya, namun justru begitu terfokus pada Tuhan. Begitu nampak bersukacita. Ia tersenyum. Ia sudah memilih untuk bersukacita pada akhir hidupnya yang tragis.

Ninie Hammon adalah seorang eksekutif editor harian The Southeast Outlook di Louisville, Kentucky; namun pada 1988, ia hanyalah wartawan di sebuah perusahaan koran kecil. Ninie Hammon yang menuliskan kesaksian itu begitu sulit percaya. Bertahun-tahun kemudian Ninie menulis, “Saya bukanlah seorang Kristen pada tahun 1988 itu, karena itu saya sama sekali tidak habis pikir apa yang sesungguhnya Chuck lakukan. Ia seorang pemuda biasa yang sering dipanggil “Banana (pisang)”—berdiri dengan tubuh dilahap api menjelang kematiannya, tetapi dia tersenyum?”

Bagaimanapun Ninie mencoba, ia tidak dapat menghapuskan bayangan peristiwa itu dari benaknya. Dua tahun mencari penjelasan, pada akhirnya Ia bertobat dan menjadi Kristen, setelah Ia menemukan bahwa Tuhan Yesuslah satu-satunya alasan dimana kesukacitaan semustahil itu bisa terjadi.

Sukacita adalah pilihan untuk dilakukan. Bukan rasa yang harus dicari.

Leave a comment